By Unknown | Rabu, 17 Juli 2013 | Posted in , | With 0 comments

Dalam dunia pendidikan dikenal beberapa kajian, diantaranya pendidikan keterampilan, pendidikan intelek, pendidikan karakter, dan pendidikan sikap. Pengertian pendidikan karakter adalah pemberian tentang suatu pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, diantaranya kejujuran, kepedulian, kecerdasan, tanggung jawab, keindahan, kebenaran, keimanan dan kebaikan. Pendidikan karakter lebih berkaitan dengan psikis seseorang (individu), antara lain dari segi motif, dorongan berbuat, dan nafsu atau keinginan.

Di dalam pendidikan berbasis karakter, informasi yang diperoleh selama dalam pendidikan diharapkan dapat diintegrasikan sebagai pandangan hidup yang bermanfaat sebagai upaya penanggulangan persoalan hidup. Adanya pendidikan berbasis karakter menjadikan manusia lebih sadar diri sebagai warga negara, manusia, makhluk, pria atau wanita. Kesadaran itu dijadikan tolak ukur martabat dirinya supaya dapat berpikir kritis, terbuka, obyektif dan mempunyai harga diri yang tidak mudah untuk diperjualbelikan. Menjadikan individu memiliki sikap kejujuran, kejujuran, integritas, dan produktivitas.

Tidak hanya itu, ia juga lebih menyadari sebagai apa tugasnya, dan cara mengambil sikap dalam menghadapi berbagai situasi permasalahan, kehidupannya juga berjalan dengan penu kesadaran, peka dengan lingkungan sosial dan sanggup bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.

Pembentukan pribadi

Pendidikan berbasis karakter ini akan diimplementasikan dalam sekolah. Sebenarnya beberapa mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum sudah terdapat muatan tentang pendidikan berbasis karakter, diantaranya pelajaran PKn, pelajaran agama, dan bahasa Indonesia. Dari ketiga mata pelajaran tersebut tidak pernah mengajarkan kejelekan. Pelajaran Agama mengajari kita untuk mencintai sesama dan Tuhan. Pelajaran PKn mengajarkan untuk mencintai negara dan pelajaran bahasa Indonesia mengajarkan bagaimana menggunakan bahasa yang santun, baik dan benar. Terus mengapa pendidikan berbasis karakter masih dibutuhkan?

Setidaknya untuk saat ini pendidikan berbasis karakter sangat dibutuhkan karena pendidikan tinggi tidak menjadi jaminan untuk seseorang melakukan tindak pidana korupsi dan asusila. Buktinya banyak pejabat yang masuk penjara tertangkap KPK. Indonesia sudah memiliki dasar negara pancasila yang di dalamnya sudah memuat ajaran tentang karakter.

Permasalahan di atas kiranya dapat diatasi dengan hasil yang maksimal dari pendidikan berbasis karakter. Dunia pendidikan dapat dijadikan terobosan untuk menciptakan generasi muda yang memiliki karakter dan  berprestasi. Pencapaian itu harus diimbangi dengan inovasi dan pengembangan nilai-nilai alamiah setiap individu.

Terwujudnya nilai alamiah itu dapat dicapai dengan pendidikan yang membangun individu untuk dapat mengenali dirinya sendiri serta dapat menetapkan tujuan dari pendidikannya. Bila hal itu dapat dilakukan oleh setiap siswa maka secara alamiah penanaman jiwa yang berkarakter budaya akan lebih mudah untuk ditanamkan.

Sebenarnya sudah sejak dulu pendidikan berkarakter terbentuk. Contohnya adalah Among Metode yang diungkapkan Ki Hajar Dewantara, dimana terdapat 3 unsur pendidikan yang berjalan sinergis (keluarga, sekolah, dan masyarakat). 
3 unsur pendidikan yang berjalan sinergis yaitu : keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Diharapkan dengan Among Metode anak dapat tumbuh sesuai kodrat dan keadaan budaya sendiri. Dalam rangka untuk membangun karakter yang berpendidikan maka dibutuhkan tiga hal yang perlu untuk dikembangkan yaitu membangun budaya untuk menyiapkan siswa agar lebih siap dalam menghadapi perubahan budaya yang kompetitif karena budaya bersifat kontinue, konvergen, dan konsentris. Peserta didik harus disiapkan untuk menghadapi perkembangan teknologi yang sangat pesat supaya menjadi individu yang high achiver. Individu yang mempunyai kesiapan untuk bersaing baik secara mental dan akademik.
By Unknown | | Posted in , | With 0 comments

Metode belajar aktif atau sekarang lumrah disebut sebagai metode PAKEM (pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi jawaban bagi suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak didik. Alih-alih membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat yang terjadi malah kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa

Cara belajar siswa aktif adalah merupakan tantangan selanjutnya bagi para pendidik. Sebab ruh dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil peran yang penting.

Guru sebagai pihak yang;


  1. merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas;
  2. membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama);
  3. membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung;
  4. Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang;
  5. Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk; kognitif, afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik)
  6. Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa (penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek;
  7. Membuat portfolio pekerjaan siswa.


By Unknown | | Posted in , | With 0 comments